Akhir – akhir ini saya
selalu sensitif dan mudah sekali marah, mungkin karena capek kali ya. Untungnya saya type orang yang tidak suka berlama-lama marah / memendam amarah. Yang saya lakukan adalah waktu tenang seperti tidur atau evaluasi diri, berusaha untuk konsultasi dengan orang yang berpengalaman, dan berusaha untuk bicara dengan pasangan jika ada masalah dengan pasangan kita. Atau mungkin diantara Anda pernah
mengalami emosional yang sangat dahsyat “cetar membahana” kata Syahrini.
Misalnya marah karena waktu dijalan diserempet mobil / motor, menghadapi murid
/ anak nakal, hasil pekerjaan anda tidak dihargai pasangan / tim kerja /bos,
diselingkuhi pasangan, dll. Untuk mengetahui benar apa tidaknya penyebab dari amarah yang suka muncul tiba-tiba itu, saya berusaha untuk cari tahu informasi
tentang amarah, dan bagaimana mengatasinya, juga penyakit yang timbul akibat
marah berkepanjangan.
Kemarahan adalah bentuk
ekspresi yang wajar dan bahkan sehat pada setiap manusia. Namun penting bagi
Anda untuk mengendalikan amarah yang meluap-luap dengan cara yang positif.
Kemarahan yang tidak terkontrol dapat membuat seseorang membuat keputusan yang
salah dan menjauhkan orang-orang yang dekat dengan kita.
Para ahli psikologi modern
memandang kemarahan sebagai suatu emosi primer, alami, dan matang yang dialami
oleh semua manusia pada suatu waktu, dan merupakan sesuatu yang memiliki nilai
fungsional untuk kelangsungan hidup. Kemarahan dapat memobilisasi kemampuan
psikologis untuk tindakan korektif. Namun, kemarahan yang tak terkendali dapat
berdampak negatif terhadap kualitas hidup pribadi dan sosial.
Psikosomatis adalah gangguan psikis yang mengakibatkan gangguan
fisik. Atau dengan kata lain, penyakit fisik yang muncul akibat pikiran dan
emosi negatif. Perasaan bersalah yang terlalu dalam, kemarahan yang terpendam,
kesedihan yang ditekan, kecemasan berlebihan, rasa takut yang tidak diurai, dan
stres, ini kalau tidak dialirkan dengan cara yang sehat, bisa mempengaruhi
fisik untuk ikut-ikutan sakit.
Gejala yang timbul biasanya: jantung berdebar lebih kencang, sesak
napas, mual, muntah, tubuh gemetar dan lemas, kepala sakit atau kliyengan,
sakit perut. Yang berbahaya ialah, kalau gejala awal yang semu itu di kemudian
hari menjadi penyakit yang nyata.
Dr. Masaru Emoto dalam bukunya, The
Healing menjabarkan
penyakit yang timbul akibat emosi
negatif:
- Marah lima menit saja, imunitas tubuh
berkurang dan depresi 6 jam
- Dendam menyebabkan imunitas tubuh mati
- Sering marah dan stres, akan
menimbulkan gangguan percernaan
- Sering marah dan khawatir, mudah
terkena nyeri punggung
- Takut berlebihan bisa menyebabkan
penyakit ginjal
- Pemarah akan mudah terkena hepatitis
- Sering bersedih dan rendah diri, mudah
terkena Leukimia
- Sering menganggap sepele semua
persoalan, mudah terkena diabetes
- dll
Selain itu pikiran dan emosi negatif bisa pula menghambat
cita-cita, misalnya karir mandeg, bisnis tidak maju-maju, percintaan kandas
terus, ditipu terus, dijauhi teman terus, dan terus-terus lainnya. Kenapa bisa
begitu? Mungkin karena ada belief yang salah tertanam sejak kecil
(pengaruh pola didik orangtua dan lingkungan).
Contohnya: banyak harta identik dengan sombong, pelit, dan
perselingkuhan, akibatnya setiap melakukan bisnis, susah maju karena di bawah
sadarnya sudah tertanam belief:
gue nggak mau kaya, kalau kaya nanti kayak bokap gue, lupa keluarga dan
selingkuh! Sehingga perilaku sadarnya menggiring pada bisnis yang mandeg, alias mental blocknya kuat banget!
Contohnya: ada tender besar nggak berani ikut, katanya mencari investor untuk
ekspansi bisnis, tapi selalu menunda membuat proposal plan bisnis, dan sebagainya.
Nah, lo… rempong banget dah kalau sudah begitu? Lantas bagaimana
mengatasinya, dong?! Nah orang-orang yang sudah mumet hidupnya karena merasa bermasa depan suram teriak-teriak
mencari solusi.
EHGT (Emotional Healing Group Therapy) dari Emotional Healing Indonesia (EHI) dibentuk untuk membantu orang-orang mengenal,
mengakui, dan menyelaraskan emosi negatif yang terpendam di tubuh dan
pikirannya selama bertahun-tahun (bahkan sejak kecil), akibat pola asuh orangtua
yang salah, belief negatif yang tertanam, trauma akibat
pelecehan seksual, atau korban perkosaan, patah hati, phobia, dan sebagainya.
Sesuai namanya: healing…
maka ini adalah terapi. Bukan training, bukan workshop, apalagi seminar.
Eiittss… jangan resist dulu sama kata ‘healing’ dan ‘terapi’,
“Emangnya gue punya penyakit jiwa apa, kudu dihealing atau terapi?” mungkin muncul penolakan
dalam diri.
Ya… yang tahu jawabannya hanya yang bersangkutan. Merasa hidupnya
beres-beres saja atau bermasalah terus? Beres di sini bukan berarti tidak ada
masalah ya, namanya hidup masak sih tidak ada masalah. Cumaaa… kalau menghadapi
masalah berulang, misalnya: ketipu melulu, dapat pasangan yang selingkuh
melulu, masalah kesehatan yang itu-itu lagi, partner bisnis ngemplang duit
melulu, dll, kemungkinan masih ada emosi di masa lalu yang belum beres (dengan
orangtua, pasangan, dll). Nah, ketika sudah menyadari adanya masalah,
pilihannya ada dua: membereskan atau tidak.
Melalui EHGT, peserta akan difasilitasi mengalirkan emosi negatif
yang terpendam dalam tubuh dengan metode gabungan psikologi barat-timur dan
metode spiritual yang tidak menyimpang dari agama mana pun.
Irma Rahayu, Soul
Healer yang founder dan fasilitator EHI ini, memiliki
sejarah hidup yang tak kalah serunya dengan para peserta EHGT. Bahkan, saking
serunya, Irma pernah melakukan empat kali percobaan bunuh diri dan (untungnya)
gagal! Kebayang nggak kalau salah satunya berhasil, Irma tidak akan hadir di
tengah-tengah kita untuk menjadi fasilitator EHGT.
Irma Rahayu (Soul Healer)
Di EHGT Irma membagi cara yang dilakukannya selama ini untuk
membereskan masalah emosi dalam dirinya. Artinya… karena Irma sudah berjibaku
dengan berbagai warna kehidupan, baik soal cinta, kesehatan, dan keuangan
(bahkan Irma pernah terjebak utang di bank sebanyak 700 juta dan hampir masuk
bui), Irma tidak OMDO alias Omong Doang, tapi memberikan terapi yang real dan terbukti berhasil diterapkan,
dengan catatan: semua tergantung yang bersangkutan, mau bertransformasi atau
tidak.
“Kesulitan dari terapi ini adalah untuk jujur pada diri sendiri.
Sering orang merasa tidak punya masalah, merasa tidak mempunyai amarah
terpendam, sehingga dia plain saja, atau… kita suka
mengistilahkannya: zombi.” tutur Irma Rahayu yang pengusaha di bidang fashion
dan penulis buku best seller Emotional Healing Therapy ini.
Karena itu dalam EHGT, peserta diharapkan tidak jaim. Emosi apa
pun yang dirasa, izinkan saja untuk hadir dan dirasakan sejelas-jelasnya.
“Masalahnya apa, tidak perlu diumbar, yang dibutuhkan hanya
emosinya, karena itu yang perlu dibereskan,” Tambah Irma.
Karena masih banyak yang malu-malu ikutan EHGT dengan alasan malu
mengumbar masalah, padahal dalam event tersebut, masalahnya cukup di’panggil’
dalam hati atau ditulis (kemudian simpan saja atau sobek) dan pancing emosinya.
Kalau mau nangis, nangis saja, mau marah, keluarkan, jangan
ditahan karena itu merupakan luapan emosi bertahun-tahun yang tersembunyi dalam
tubuh dan bisa menimbulkan penyakit kalau dibiarkan.
Meski Irma kerap juga menerima klien secara privat, biasanya ia
menganjurkan dulu peserta untuk ikut EHGT, baru kemudian, apabila diperlukan…
bisa privat dengannya. Kecuali masalahnya amat berat dan memang urgent untuk privat.
“Biasanya sih para orangtua yang sudah sakit-sakitan, itu memang
tidak bisa ikutan EHGT, langsung privat saja,” jelasnya sambil tersenyum.
Meski resikonya, Irma kerap disangka ‘dukun’ karena dianggap bisa
‘menyembuhkan’ penyakit atau masalah. Padahal Irma hanya fasilitator yang
memahami persoalan emosi dan memenejnya. Misalnya ada klien yang bertahun-tahun
menikah sulit punya anak, setelah digali, ternyata ada belief negatif soal kehamilan dan
anak; takut melahirkan, punya anak repot, atau takut kehadiran anak akan
menghambat cita-citanya. Setelah semua belief negatif itu diselaraskan, tahu-tahu beberapa
bulan kemudian sang klien menelepon dan mengabarkan kehamilannya,
diiringi pengobatan medis atau alternatif
sesuai kepercayaan
“Kesembuhan itu hak Allah, saya hanya memfasilitasi membereskan emosinya. Yang punya sakit berat pun begitu, misalnya terkena kanker rahim, ternyata menyimpan kemarahan dengan suaminya, ketika dia berusaha memaafkan perilaku suaminya, dengan tetap melakukan check up, itu mempercepat penyembuhan penyakitnya.” Jelas
Irma.
Jadi, kalau ada peserta EHGT yang merasa memperoleh berkah besar
setelah ikut event tersebut,
seperti mendadak dapat rezeki bagus, atau penyakitnya sembuh, itu karena mereka
MAU berusaha mengalirkan dan menyelaraskan emosi negatif, sehingga hati mereka
lebih bersih dan doanya lebih bermakna. “Berdoa dengan hati bersih kan lebih
bagus, ketimbang masih diselimuti amarah dan berbagai prasangka buruk. Tuhan
itu sesuai prasangka hambanya, bukan?” tukas Irma tersenyum.
Untuk mengetahui lebih lanjut soal jadwal EHGT dan profil EHI,
silahkan mampir diwww.emohealindo.com atau follow @emohealindo.
Jadi tanpa disadari penyebab penyakit yang timbul tersebut justru berasal dari dalam tubuh si penderita sendiri. Sebelumnya marilah kita simak cerita ilustrasi adanya kasus sebagai berikut, seorang ibu
yang setengah baya mengeluhkan dadanya yang selalu merasa sesak, jantung
berdebar-debar, dan kepala sering pusing. Ibu ini sudah sering berobat ke
dokter, akan tetapi ia merasa penyakitnya tidak kunjung sembuh dan sering
kambuh sehingga si ibu memutuskan berobat ke suatu klinik alternatif. Di klinik
alternatif, sebelum diberikan pengobatan terapis memberikan wawancara kepada si
ibu dengan mengajukan berbagai pertanyaan seputar kehidupan masa lalu termasuk
tentang masalah rumah tangganya dlsb., tau-2 si ibu kemudian tiba-2 menangis
tersedu-sedu dan kemudian menceritrakan bahwa suaminya secara diam-diam telah
kawin lagi dengan wanita lain. Dari sinilah awalnya ketahuan apa sebenarnya
akar dari penyakit si ibu tadi, yakni adanya masalah perasaan atau emosi yang
terganggu, dengan selalu 'mikir', 'dongkol', 'marah' bahkan 'khawatir berkecamuk
menjadi satu, sehingga akhirnya menyebabkan organ-2 tubuhnya bermasalah dan
merasa sakit.
Dr. Helen
Stokes Lampard dari Royal College of General Practitioners mengatakan, ada
sejumlah kondisi medis dan obat-obatan yang dapat menyulut kemarahan
seseorang. Berikut adalah 8 hal yang sering dilaporkan terkait tingkat
kemarahan di antara pasien :
1.
Hipertiroidisme
Hipertiroidisme terjadi karena kelenjar tiroid
memproduksi hormon tiroid terlalu banyak. Kondisi ini biasanya banyak dialami
para wanita. Menurut Dr. Neil Gittoes, seorang ahli endokrinologi di University
Hospitals Birmingham and BMI the Priory Hospital, Birmingham, hormon tiroid
mempengaruhi sistem metabolisme Anda. Hal ini akan meningkatkan kegelisahan,
gugup, serta sulit berkonsentrasi. Ketika tiroid terlalu aktif, ini dapat
menjadi alasan mengapa Anda mudah berteriak kepada anak-anak Anda, suami, atau
orang lain.
2. Obat
kolesterol
Statin yang diresepkan sebagai obat kolesterol
tinggi menimbulkan efek samping yang menyebabkan seseorang mudah kehilangan
kesabaran. Dalam sebuah studi yang dilakukan para peneliti dari Universitas
California, statin akan membuat serotonin lebih rendah, yang menyebabkan
peningkatan depresi dan kematian.
3. Diabetes
Seorang penderita diabetes yang kekurangan gula
darah akan meningkat kemarahannya. Ketidakseimbangan kadar gula pada tubuh
dapat menyebabkan ketidakseimbangan serotonin dalam otak. Akibatnya, sesorang
menjadi lebih agresif, kebingungan, marah berlebihan dan bahkan serangan panik.
4. Depresi
Menurut Paulus Blenkiron, seorang psikiater di
Bootham Park Hospital, York, akibat depresi seseorang dapat merasa sangat
marah, gelisah serta menyebabkan perasaan tidak berharga, malu atau merasa
bersalah.
5. Autisme
Gangguan perkembangan ini bisa mempengaruhi
pertumbuhan otak secara normal serta ketrampilan sosial dan komunikasi. Banyak
hal yang menstimulasi sensorik dapat meningkatkan kemarahan penderita autisme.
6.
Alzheimer
Penyakit ini merupakan bentuk demesia atau
kepikunan yang mempengaruhi fungsi otak termasuk perilaku emosional dan
kepribadian seseorang. Hal ini dapat menyebabkan ledakan kemarahan.
7. Obat
tidur
Obat-obat tidur seperti Benzodiazepin bekerja
dengan memperlambat berbagai fungsi otak. Dengan pengurangan beberapa fungsi,
obat tidur ini bisa menambah kemarahan seseorang.
8. Sindrom pra menstruasi
Sindrom pra menstruasi (PMS) pada wanita terjadi
karena tidak seimbangnya hormon seperti estrogen dan progesteron. Wanita
menjadi lebih mudah marah tanpa alasan yang jelas. Menurut American College of
Obstetrics and Gynecology, mood wanita bisa berubah selama dua minggu terakhir
siklus menstruasi atau dua minggu sebelum menstruasi.
Melihat delapan penyebab di atas, Anda kini
mengerti bahwa kemarahan orang yang Anda cintai belum tentu berasal dari ego
nya. Penyakit dan obat-obatan dapat mempengaruhi serotonin dalam otak dan
memicu kemarahan yang tidak wajar.
- Ambil napas dalam-dalam
Sebelum Anda bereaksi dari situasi yang memancing emosi Anda, ambil waktu
sejenak untuk mengambil napas dalam-dalam dan hitung dari 1-10. Memperlambat
reaksi dapat membantu meredakan emosi Anda. Jika perlu, pergi sejenak dari
orang-orang yang membuat Anda marah dan ambil tindakan saat amarah Anda mereda.
- Pikir dulu sebelum bicara
Saat emosi Anda memuncak, sangat mudah bagi Anda untuk mengeluarkan kata-kata
tak sedap yang bisa Anda sesali nantinya. Ambil beberapa saat untuk menata
pikiran Anda sebelum mengeluarkan kata-kata dari mulut Anda. Kalau perlu,
sampaikan kepada orang-orang di sekitar Anda bahwa Anda sedang marah dan butuh
waktu untuk berpikir sejenak sebelum mengambil keputusan.
- Selipkan humor
Jika Anda merasa mempunyai selera humor yang cukup untuk mengocok perut rekan
Anda, gunakan cara ini untuk meredakan emosi Anda. Amarah memang tidak bisa
disembunyikan dari raut muka, tapi dengan sedikit joke yang tepat, amarah Anda
akan mereda seiring cairnya suasana.
- Catat di buku
Cobalah luapkan emosi Anda pada sebuah buku. Bukan dengan menyobek buku-buku
tersebut, melainkan dengan menulis segala bentuk ekspresi Anda pada buku
tersebut hingga rasa kesal dan marah Anda berkurang.
- Dengarkan musik
Dengarkan musik bernada slow dan harmonis, hal ini bisa membuat kerja otak
menjadi stabil. Musik yang tepat dapat membantu pikiran Anda rileks dan memperbaiki
mood setelah mengalami luapan emosi.
- Ekspresikan dengan berolahraga
Melakukan aktivitas fisik saat amarah Anda memuncak juga baik untuk
mengendalikannya. Lakukan olahraga seperti lari, sandsack boxing, atau
bodyweight training untuk meredakan emosi Anda. Aktivitas fisik merangsang
berbagai bahan kimia otak yang dapat membuat Anda merasa lebih bahagia dan
lebih santai.
- Tidur
Tidur akan membantu Anda mendapatkan suasana hati yang lebih santai. Selain
itu, tidur dapat memulihkan tubuh dan meredakan ketegangan. Orang yang kurang
tidur cenderung lebih mudah marah daripada orang yang cukup tidur. Jika Anda
merasa sulit tidur, coba untuk mendengarkan alunan musik instrumental, atau
mandi dengan air hangat.
- Jangan menyimpan dendam
Memaafkan adalah alat yang paling ampuh untuk meredam amarah. Jangan pernah menyimpan dendam terhadap orang yang membuat Anda marah. Jalinlah komunikasi seperti biasa agar hubungan kekerabatan Anda tetap harmonis di masa mendatang.